Senin, 28 September 2015

rahasia hati (PART 14)

gigi heran akan sebuah mobil yang menempati tempat parkir saat raffi mengantar gigi, dan gigi hanya menatap mobil tersebut dan keluar lah sosok wanita yang tiba tiba.........
"eh ucii lo, rupanya. gue kira siapa smape kaget tau" perasaan lega gigi
"haha itu tadi raffikan? habis ngapain lo sama dia tadi? hayoooo" ledek uci
"gak ada ngapangapain" ucap gigi yang berusaha menutupinya
"dari mana lo? cantik amat?" tanya gigi
"abis kondangan temat sepupu gue deket sini, ya jadi gue mampir liat kabar lo"
"banyak gaya lo"
"gimana hubungan lo sama raffi? kalian pacaran?"
"ya ginigini aja. gak ada hubungan apa apa"
"serius?"
"iyaaaa uci ku sayang"
setelah lama mereka bercerita, uci pun akhirnya pulang, dan tibatiba disusul dengan kedatangan papanya
"halo sayangg"
"papaa" dan langsung mencium punggung tangan papanya
mereka pun bercengkrama namun terlintas di benak papanya menanyakan perihal tentang raffi
 "gimana perasaan kamu dengan raffi?"
"ha? ya biasa biasa aja" jawab gigi yang salah tingkah
ya... gigi adalah seorang anak perempuan yang tidak begitu terbuka tentang masalah percintaannya
"menurut papa kamu udah pantas untuk menikah?"
"ah papa,kenapa jadi bahas itu?"
"lah kan papa hanya mengatakan saja. emangnya kamu gak mau menikah dengan raffi?"tanya papa gideon
"alah bilang aja mauuu" ledek caca
gigi pun menjadi tambah salah tingkah saat dilemparkan tentang pertanyaan tersebut
"papa apaansih kok jadi bahas nikah nikah aja. lo lagi satu masi bocah jangan ikut ikutann" gerutu gigi ke papanya dan adiknya
"yeee, gue dewasa lagi di banding elo" balas caca
"kamu nikah aja sama raffi, menurut papa dia anaknya baik, pekerja keras dan sayang keluarga. papa lihat sepertinya kamu juga menyukainya kan?"
"sama pa caca juga suka sama kak raffi, baik, lucu, ganteng lagi"
 "papa apaansih. tau ah, gigi mau keatas dulu" gigi pun pergi meninggal caca dan papanya
caca dan papa nya pun asyik mengobrol, termasuk berbicara tentang hubungan dan rencana yang telah disusun raffi
hari demi hari berganti raffi pun semakin menguatkan keinginannya untuk menikah dengan gigi. termasuk gigi yang sudah menurunkan rasa gengsi dan menerima raffi sebagai calon suaminya.
Raffi dan keluarga gigi pun menjalankan rencana mereka
“mbak lo mau ikut gue ke yogya gak? Gue libur panjang nih” ajak caca
“duh gue gak bisa banyak yang mau dikerjain, gue titip salam aja sama mama papa ya” balas gigi
“yaudah kalo gak mau ikut, lo brani sendirikan?”
“yaelah mbok inah juga ada kali, gue dulu juga kayak mana waktu di australi” timpal gigi
“iya..iyaaudah.. besok gue berangkat”
“oke, tapi gue gak bisa antar lo kebandara ya”
“dasar lo kaka jahara tau nya kerja…kerjaa….” Dan langsung pergi meninggalkan gigi
Gigi pun melanjutkan pekerjaanya dan menghiraukan begitu saja perkataan adiknya. Keesokan harinya raffi datang menghampiri gigi
“heyyyy…”dengan memberikan sebuah mawar merah
“wahh terimakasihhh”  dengan mencium aroma bunga tersebut
“kamu sibuk banget ya?” Tanya raffi
“iya nih”
“caca mana?”
“baru aja tadi berangkat ke yogya”
“ooh bagus bagus bagus”
“apanya yang bagus” Tanya gigi
“ha? Ga ada gak ada” dengan gaya yang sedikit gugup
“hampir aja gue keceplosan” dalam hati raffi
“ohiya besok aku keluar kota nih” ucap raffi
“oh…” dengan tatapan mata yang masih tertuju pada layar laptop
“iih kamu mah jutek banget”
“terus aku harus gimana raffi” balas gigi
“Tanya kek berapa hari? Ngapain ? gitu kan bisaa” gerutu raffi
“yaudah aku Tanya yaa, berapa lama?” Tanya gigi
“seminggu kayaknya”
“kok lama amat?”
“iya soalnya banyak yang harus disiapin, karna bengkel aku juga mau buka di daerah sana”
“emang dimanaa?”
“ee..e.. dibandungg iya dibandung” jawbanya gugup
“kamu gak bohong kan?”dengan menatap raffi
“enggak kok. Nih nih tatap mata akuu” melotokan matanya
“iya iyaa aku percaya, kapan berangkatnya?”
“besok aku berangkat”
“okee” jawab gigi singkat
Gigi pun masih sibuk dengan laptopnya, raffi sibuk dengan hpnya. Gigi akhir ini pun selalu di radang kesibukan sehingga mereka hanya makan siang di ruangan butik gigi.
Esok hari pun tiba dimana keberangkatan raffi yang sebenarnya ke yogya tapi harus berbohong ke gigi kalau dia akan kebandung.
Pagi sekali raffi mendatangi rumah gigi hanya untuk pamit
“aku pergi yaa, kamu hati hati yaa.” Ucap raffi
“iya kamu juga hati hati jangan ngebut bawa mobilnyaa” dengan nada yang sedih
“iyaaa, dadaaa” raffi pun berangat menuju Yogyakarta. Ia berangkat tidak hanya sendiri tetapi seluruh keluarganya juga diajak termasuk adiknya yang sekolah beda kota dengan raffi. Adiknya syahnaz yang bersekolah dibandung.
Ini 3 hari dimana iya di tinggalkan raffi dan adiknya caca
“yahhh gue kesepian banget nih. Mana caca ke yogya, raffi kebandung, lah trus gue?” gerutu gigi
“oh iya kan ada uci” gigi pun segera menelvon uci
“halo ci lo dimana? Jalan yuk gue ditinggal nihh L”  dengan nada manja
“di tinggal ke mana lo?”
“raffi ke bandung caca ke yogya”
“haha kasian deh nasib lo” uci pun ketawa puas
“ih lo mah taunya ngeledek. Ayok kita jalan” ajak gigi
“duh gii.. gue gak bisa.. gue bentar lagi mau check-in nih”
“emang lo mau kemana?”
“ee.. ya gue mau ke bali ke bali”
“gitu amat lo jawabnya”
“iya namanya semangat gi”
“yaudah deh take care deh buat lo” gigi pun langsung memutuskan telvonnya begitu saja
“yeee. Gitu aja ngambek gue mau ke yogya demi lu kali gii” gerutu uci ke hpnya
4 hari sudah gigi di tinggal raffi caca dan uci
“aaa gue bosennn mana hp raffi sibuk lagi “ rengek gigi
Namun tibatiba suara hp gigi pun bordering sehingga mengejutkan dia
“halo….?”
“sayang kamu harus ke yogya sekarang tolong mama nakk’ ucap mama rita seolah olah ada yang terjadi
“mama kenapa? Kan ada caca disana?
“gak bisa nak, yang mama butuh hanya kamu tolong nakkk” pinta mama rita dan telvon pun langsung putus begitu saja
“ma… maaaa… halo.. halo…” ucap gigi
Gigi pun berusaha untuk menelvon semua keluarganya yang diyogya.  Pikiran negative pun sudah melayang di otak gigi. Gigi yang merasa tidak tenang lalu membereskan bajunnya dan pergi ke bandara menuju yogya.
Gigi masih merasa tidak tenang dengan hatinya. Sesampainya diyogya diapun masih berusaha menelvon keluarga namun hasilnya tetap nihil.
Gigi pun pergi menuju rumahnya di yogya dengan taksi.
Disepanjang perjalanan gigi merasa tidak tenang dan dilanda ketakutan
“pak ayok dong cepat pak ngebutt”
“iya mbak ini udah ngebut” ucap supir taksi
sesampai dirumah, gigi memasuki rumahnya yang begitu saja tidak terkunci. Dia pun menyusuri setiap sudut rumahnya namun tidak ada apa apa. Hanya ada sebuah surat tertulis “jika kamu ingin keluarga kamu selamat datang ke alamat dibawah ini jangan coba coba kamu membawa polisi”
“ha inikan hotel?”
Gigipun mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja, dan melajukan kecepatannya menuju hotel yang telah dituju.
Sesampai di hotel gigi kembali membaca isi kertas tersebut.
“lah kok disuruh ke kolam renang?” gigipun sejenak terdiam
“ah tau ah dari pada ada…” gigi pun lari menuju kolam renang
Sesampai disana…
“SURPRISEEE” ucap semua yang berada disitu
Gigi sontak kaget dan kebingungan
“ha ada apanih? Apa gue dikerjain acara supertrap gitu? Kan gue juga lagi gak ulang tahun” ucap gigi dengan mata melotot dan mulut mengganga
Raffi pun datang menghampiri gigi
“enggak sayang ” mengelus rambut gigi
“kok kamu di sini bukannya kamu dibandung? Oohh kamu bohong yaa…”
“iya aku bohong demi kasih kamu surprise”
“surprise?? Aku kan gak ultahhh” dengan wajah yang polos
“memang kamu lagi ngak ultah, tapi mulai hari ini dan disini di depan hadapan keluarga kita, orang tua kita, dan temanteman. Bahwa  aku ingin melamar kamu”ucap raffi dengan tulus dan berlutut
“kamu maukan menerimanya?”
Tak terasa gigi pun meneteskan air matanya
“kamu kenapa nangis” raffi pun berusaha berdiri dan mengusap air mata gigi
“makasihh ffi” dan langsung memeluk raffi
“saamasama sayang. Tapi tunggu dulu kamu belum jawab pertanyaan aku. Will u marry me?” ucap raffi dan memberikan sebuah hadiah kalung
“YES I’LL MARRY YOU” jawab gigi begitu semangat
Raffi pun memeluk gigi seerat eratnya, dan memasangkan kalung itu dileher gigi. Mereka pun merasa hari ini adalah hari yang tak terlupakan bagi mereka. Semua tamu pun bertepuk tangan dan terasa beberapa tamu meneteskan air mata akan terharunya perjuangan raffi melakukan ini semua.
Gigi pun bercengkrama dengan keluarganya
“mama papa..” gigi pun langsung memeluk mereka
“gigi khawatir loh dari Jakarta sampai sini”
“hehe tapi sekarang udah gak khawatir lagikan?” ledek mamriet dan menatap mata raffi seolah memberi kode
“aa mamaa” dengan nada manja
“eh ada tantee..” ucap gigi
“iya sayang, selamat ya. Sekarang panggilnya jangan tante dong tapi mama yaa”
“hehe iya tan… eh mama maksudnya” dengan malu malu
“oh iya gi ini adik aku, maap ya aku baru kenalin sama kamu. Soalnya di dibandung mulu.”
“halo kak gigi aku syahnaz panggil aja nanas” dan langsung memeluk gigi
“eh iya sayang” dan membalas pelukan nanas
Tiba tiba uci dan caca mengejutkan gigi begitu saja
“ciee…. Cieee yang habis dilamar”
“ehh eloo bilang ke gue mau kebali ngapain lo disini? Boong lo yaa”
“haha gimana bagus acting gue? Ya gue harus boong dulu lah, masa harus jujur”
“bagus dari hongkong” balas gigi
“mbak ku sayang selamat yaa yang bentar lagi mau nikah. Wah gue bisa gak ada teman berantem deh”
“makasihhhh adek mba yang super jahilll” dengan mengecup pipi adeknya
“mimpi apa guee dicium pertama kali sama mbak gigi” dengan nada kaget
“enak aja lo pertama kali”
Raffi pun mmebawa gigi dan memperkenalkan ke teman temannya
“gimana kamu seneng gak?”
“seneng banget malahan. Aku gak nyangka aja. Makasih ya sayang” gigi pun kembali meneteskan air matanya
“iyaa samasama sayang, kamu jangan nangis dongg” ucap raffi
Acara pun telah berlalu mereka pun sudah balik kerutinitas masing masing. Raffi dan gigi pun mulai mempersiapkan pernikahan mereka. Tiba dimana hari H-nya, mereka pun deg degan, ijab qobul pun dimulai, terlihat dimana wajah ketegangan raffi.
Ketengangan yang dialami satu sama lain bahkan semua yang menyaksikan pun berakhir setelah terucapnya ijab qabul. Mereka pun melanjutkan pesta resepsi
“wah… wah… keinginan lo akhirnya tercapai juga bro”ledek irwan
“iya dong gue gitu loh”
“yaudah semoga lo senang nanti malam” ledek irwan
“hahah pasti bro”
Setelah 8 jam pesta itu berlalu mereka pun memasuki kamarnya.
“iihh aku gak nyangka kamu jadi istri aku dan aku jadi suami kamu”
“sama aku jugaa” ucap gigi yang memandang lagit langit kamarnya
“kamu seneng gak?”
“ya senenglah” raffi pun mulai memeluk gigi dan mencium bibir gigi
Gigi hanya terdiam dan membiarkan aksi suaminya dan terjadilah *teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeetttt* mereka pun akhirnya hidup bahagia dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah waramah

-END

*maafkan saya ya ending nya Cuma sampai sini karna udah bener bener buntu pikirannya. Tunggu next cerbung saya yaa P3 (PURA – PURA PACARAN)
MAKASIH YA SUDAH MAU MEMBACANYAA


1 komentar: