Jumat, 25 September 2015

rahasia hati (PART 8)

h-1 keberangkatan gigi, gigi pun mencoba mengirimkan email kepada raffi, karena dia sudah lama tidak membuka email. Waktu dia membuka email, ia pun melihat banyak sekali pesan email dari raffi bahkan beberapa bulan lalu raffi mengirimnya
“hai ffi, maafin gue ya gue bukan maksud ngejauuh dari lo, atau bahkan hilang kontak dengan lo, gue emang sangat sibuk dengan tugas tugas kuliah gue, supaya gue cepet bisa balik ke indo, gue disini baik baik aja kok, gue selalu ngejaga hati gue ffi buat lo.  Besok gue akan balik ke indonesia ffi, gue harap gue masih bisa ketemu lo lagi ffi, begitu juga dengan lo yang bisa ketemu gue”
Nagita pun mengirimkannya kepada raffi, beberapa jam sebelum keberangkatan gigi. Gigi pun selalu mencoba men-check email dia apakah ada balasan dari raffi atau tidak.
Disepanjang penerbangan menuju indonesia, gigi mulai berkhayal akan pertemuan dia nanti sesampai dijakarta. Sedangkan, raffi yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, dan yang satu lagi dia tengah dekat dengan salah satu gadis yaitu ratna. Namun tetap masih terbayang – bayang akan sosok gadis yang ia nantikan. Hari itu juga raffi pun pergi melepaskan kerinduan dia yang sangat amat terdalam kepada sosok pujaan hatinya. Ya.. iya hanya bisa melihat bayangan yang ada di pikirannya dan kembali mengingat masa pertemuan mereka.
“seandainya lo sekarang ada duduk disebelah gue gi, duduk dibangku ini, tawa bareng, ngeliat tingkah lo yang kayak anak anak, haha tapi mungkin lo sekarang udah bahagia gi sama yang lain.” Pungkas raffi dengan wajah yang penuh kekecewaan
Dia pun kembali terdiam dan mencoba mengikhlaskan ini semua, dan terus mencoba untuk melupakan gigi. Ya.. dia selalu berkata seperti itu, tapi dia tetap belum bisa melakukan hal itu.

Setiba gigi dibandara, gigi merasa senang, lega bahkan dia sudah tidak sabar menemui orang yang ia sayang. Gigi pun melepaskan rasa rindu ke kamarnya yang sudah 3 tahun iya tinggalkan. Dan melihat sosok foto tampan yang disebelah tempat tidurnya, dia pun kembali mencoba untuk membuka emailnya
“ffi lo kemana? Kok lo gak ada balas email gue. Nomor lo juga kok gak aktif lagi” ucap gigi yang terdengar oleh caca
“lo kangen ya sama raffi” tanya caca kepada gigi yang mencoba untuk mengelak
“yaelah masih gengsi aja lo” ledek caca
“iii...iiyasih gue sebenarnya kangen udah 3 tahun gue gak jumpa sama dia, bahkan gue udahingkari janji gue untuk selalu komunikasi denga, dia, tapi gue malah menghilang, bahkan beberapa bulan lalu dia masih ngirim email ke gue, tapi semalam gue kirim dan sampai sekarang gak ada balasannya”
“ya iyalah mbak dia nunggu lo bertahun tahun berbulan bulan untuk dapat balasan email dari lo tapi yang ada nihil, sedangkan lo Cuma baru ngirim sehari dan belum di balas sehari udah kayak gini. Ini karma buat lo, beginilah perasaan ryang dirasakan raffi waktu nunggu balasan email dari lo mbak” tutur caca dengan nada yang lantang
“ii..iiya gue minta maaf. Gue gak tau harus gimana lagi”
“lo minta maaf keraffi” balas caca
“tapi gue gak tau raffi sekarang ada dimana, dan gue juga gak tau keluarganya”
“aneh lo, udah berteman berapa tahun dari SMA masa gak tau. Ohiya tapi tadi gue dapat kabar dari tetangga kita sebelah selama lo diaustralia dan kita di jogja” ucap caca yang buat gigi penasaran
“apaan ?” tanya gigi
“kata ibu sebelah sih, ada cowo yang sering datang kerumah kita ini. Kadang sebulan sekali atauu lewat berbulan bulan gitu. Walaupun tetangga kita udah ngasih kabar kalo lo ke australia sedangkan kita ke jogja, tapi dia tetep selalu datang” pungkas caca yang mebuat gigi terdiam dan berpikir
“apa mungkin itu raffi...” dalam lamunannya
“mbak... mbakkk... woy “ bentak caca yang membuat lamunan gigi pun pecah
“apaansih lo”
“yaudah deh gue keluar dulu ya” pergi meninggalkan gigi yang berdiam dikamar

Keesokkan harinya gigi memiliki janji dengan uci untuk bertemu di sebuah cafe cherry. Sedangkan raffi yang akan menghadiri pertemuan rapat.
“uciii.... gue kangen sama lo” teriak gigi dan langsung memeluk uci
“gigi.. lo makin cantik ajaaa” uci pun membalas pelukan gigi
“ah bisa aja lo, lo juga makin cantikkk” puji gigi
“gimana kuliah lo?” tanya uci
“alhamdulillah udah tamat ci, dan sekarang gue lagi merintis bisnis butik ci, kalo lo gimana?”
“wah hebat lu bisa buka bisnis, gue kerja di perusahaan bokap gue gi”
“bagus dong bisa jadi penerus”
“ohiya gimana hubungan lo sama raffi gi?”
“ha? Ya...yaaa gue hilang contact dengan dia ci”
Gigipun menceritakan semua yang terjadi dalam 3 tahun ini, termasuk tentang hubungan dia dengan raffi
“lo si gi, dia tuh tulus sama lo. Bahkan dia marah waktu gue nyembunyiin ke pergian lo, dan waktu kita coret coret dia langsung pergi nyusul lo kebandara”
“iya sih ci, tapi kalo jodoh gak akan ke mana ci” ucap gigi yang mencoba menyudahi percakapan ini
“yaelah gi sama aja kalo gak ada usaha”
Gigi dan uci pun terdiam sibuk dengan mengotak atik hp masing masing
Beberapa menit lagi, uci pun harus pergi meninggalkan gigi sendirian di cafe, karna pekerjaannya
“gii gue duluan ya, gue banyak kerja juga nih, nanti gue bantu cari ya info tentang raffi” yang mulai bangkit dari bangkunya
“iya ci, thanks yaa”

Selang beberapa menit uci pergi, gigipun mulai kembali ke lamunannya mengingat akan pertemuan dia dengan raffi. Dan terbesit dihatinya tentang taman yang sering iya kunjungi bersama raffi, dia pun langsung menuju ke mobilnya untuk melanjutkan perjalanannya ketaman tersebut.

Sedangkan raffi yang mempunyai rapat dan  kebetulan diadakan di cafe cherry. Selang waktu gigi keluar pintu cafe yang sebenarnya ber pas pasan dengan gigi. Mereka tidak sadar akan pertemuan mereka kecuali raffi yang sontak berhenti akan teringat sentuhan parfum sosok gadis yang lewat di sebelah dia
“gigi...” ucap raffi yang berhenti dari jalannya dan menoleh ke gadis itu ingin dia menghampiri sosok gadis tersebut namun sosok lelaki menghalanginya
“mau kemana lo ffi? Ayo masuk keburu telat” bentak irwan yang berusaha mencegahnya untuk pergi
“eeh... bentar itu gigi... gu.. gue mau nyamperinn” ucap raffi yang ingin kabur dari cegatan irwan
“udah ayo masuk, semua cewe di Jakarta nih udah lo bilang gigi” ajak irwan dan merek apun masuk kedalam

Sesampainya ditaman, gigi pun duduk bangku yang ia duduki dulu bersama raffi. Tak terasa ia pun meneteskan airmatanya
“ffi lo dimana gue kangen” ya tangisan gigi pun pecah
Gigi pun mencabikkan selembar kertas dan mengambail bolpoin, ia pun menuliskan tulisan di kertas itu
“lo dimana? Gue kangen sama lo, maafin gue yang udah pergi tanpa kabar, gue harap kita bisa ketemu di waktu yang indah, dan gue harap lo baca ini yaa. 14.41” denga menulis jam dibawah coretan itu
 Gigi pun bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan coretan kertas tersebut dengan mengelemnya  di tempat duduk tersebut
Selesai raffi meeting, iya pun melepas penat di ruangan kantornya.
“kok gue pengen ke taman lagi ya, ah gue pergi aja deh lumayan ngelepas penat” raffi pun pergi menuju ke taman, sesampai ditaman iya pun duduk melepas penat dan melarikan pandangan dia kesana kesini.
Tanpa sengaja ia pun melihat tulisan tersebut dan membaca nya
“siapa ya yang nulis tulisan ni? Kok sama ya kayak perasaannya kayak gue” ucap raffi yang melirik sana sini dan mencoba menelusuri yang menulis tulisan ini.
Iya pun melihat jam yang tertera di bawah 14.41
“berarti 5 menit barusan dong dia nulis ini, mana ya orangnya. Setau gue yang ketaman nih kan jarang banyak orang, ah gue coba cari siapa yang nulis ini. Siapa tau gue ketemu sama dia dan gue harap si gigi. Eh tapi mana mungkin bisa, ah tau ah mending gue cari sekarang “
Raffi pun berlari mencoba mencari sosok yang baru pergi dari taman tersebut.
Iya bertanya sana sini, namun tidak ada satupun orang yang mengakui tulisan itu. Namun hanya sosok wanita  menuju pergi kemobil yang belum iya tanyakan……
Sesat kemudian..........



4 komentar:

  1. Keren Rini part 9 nya jangan lama2 ya, semangat bikin cerbung part selanjutnya

    BalasHapus
  2. Keren,penasaran next nya jangan lama lama ya

    BalasHapus
  3. hehe makasih ya eni, silah kan baca art 9 nyaa
    makasih juga ya gebbil udah mau bacaa

    BalasHapus
  4. Next kk
    Keren banget kk cerbungnya

    BalasHapus